Kuwait Paksa Indonesia Main Imbang 1-1



1 Indonesia v Kuwait 1

JAKARTA - Bermain di kandang bukan jaminan menang. Hal itu dialami timnas Indonesia saat menjamu Kuwait pada babak kualifikasi Piala Asia 2011 grup B di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, kemarin. Tampil di hadapan puluhan ribu pendukung, Charis Yulianto dkk dipaksa bermain imbang 1-1.

Hasil ini membuat Indonesia gagal membalas kekalahan 1-2 yang dialami saat tandang ke markas Kuwait lima hari lalu (14/11). Lebih dari itu, hasil imbang kemarin membuat peluang Indonesia untuk lolos ke putaran final di Qatar menjadi semakin berat.

Skuad Merah Putih baru mengemas tiga poin dari empat pertandingan. Alhasil, tim besutan pelatih Benny Dolo itu pun terdampar di dasar klasemen. Sementara Kuwait dan Australia bersaing di pucuk klasemen dengan tujuh poin. Satu tingkat di atas Indonesia ada Oman yang mengemas empat poin.

Hanya dua tim terbaik di setiap grup yang berhak lolos ke putaran final. Nah, lolos tidaknya Indonesia akan ditentukan dalam dua laga sisa melawan Oman (home) dan Australia (away).

''Saya mohon maaf kepada masyarakat Indonesia. Peluang kami menjadi sangat tipis untuk ke putaran final,'' ujar Bendol, sapaan karib Benny Dolo.

Hasil ini memang menyesakkan bagi kubu Indonesia. Kans menang yang sudah di depan mata berantakan. Indonesia unggul dulu lewat gol Budi Sudarsono di pengujung babak pertama. Sayang, kondisi itu tidak bisa dipertahankan. Di babak kedua, tepatnya pada menit ke-72, Ahmad Ajab menyamakan kedudukan untuk Kuwait.

Salah satu peristiwa yang membuat Bendol kecewa adalah kesalahan yang dilakukan Ismed Sofyan pada menit ke-46.Bek sayap timnas itu melakukan pelanggaran kepada pemain Kuwait Waleed Ali Jumah yang akhirnya berbuah kartu kuning. Itu adalah kartu kuning kedua bagi Ismed dan dia pun diganjar kartu merah. ''Kondisi kami sedang di atas, eh Ismed malah membuat kesalahan," katanya.

Jika tindakan Ismed disesali Bendol, penampilan Firman Utina dan Boaz Salossa menuai pujian. Kedua pemain itu tampil penuh semangat meski sesungguhnya tidak dalam kondisi sempurna. Firman dan Boaz memang belum pulih benar dari cedera masing-masing.

Menurut Bendol, kepemimpinan wasit yang kurang tegas turut berperan dalam kegagalan timnya meraih angka maksimal. Hal itu terlihat dengan sikap wasit Tojo Minoru (Jepang) yang tidak tegas kepada ofisial Kuwait yang bertindak berlebihan di bangku pemain cadangan.

''Itu hal yang tidak pantas dilakukan oleh ofisial. Tapi, kenapa wasit hanya memberikan peringatan, tidak lebih.Wasit juga diam saja dengan ulah para pemain Kuwait yang banyak memberikan trik dan teriakan," ujar Bendol.

Andai gagal lolos ke putaran final, hal itu menjadi kemunduran bagi timnas Indonesia. Sebab, dalam empat edisi Piala Asia sebelumnya, pasukan Merah Putih selalu berpartisipasi di putaran final. Bahkan, pada 2007 Indonesia mendapatkan kehormatan sebagai salah satu tuan rumah bersama.

Di sisi lain, pelatih Kuwait Goran Tugfedzic bersyukur dengan hasil seri itu. Dengan tambahan satu angka, Kuwait menjaga peluang untuk lolos ke putaran final. ''Kami kurang beruntung, padahal banyak sekali peluang untuk mencetak gol," ujar pelatih asal Serbia itu.(vem/fim/ca)