Pelita Jaya Bertahan di ISL




Pelita Jaya memastikan tetap berkompetisi di Indonesian Super League (ISL) musim depan.

Hal itu diraih setelah Ardan Aras dkk memenangi laga playoffmenghadapi Persiram Raja Ampat yang berakhir dengan adu penalti. Dengan hasil ini, berarti lengkap sudah kontestan ISL 2010/ 2011.Sebelumnya tiga tim lain dari Divisi Utama telah lebih dulu menggenggam tiket promosi ke ISL. Mereka adalah Persibo Bojonegoro, Deltras Sidoarjo, dan Semen Padang.Persiram yang berada di posisi keempat pun harus menjalani laga play-off menghadapi posisi 15 ISL yang ditempati Pelita Jaya. Pada laga ini pengalaman Pelita Jaya berbicara lebih daripada Persiram.

Pertandingan yang harus diakhiri dengan adu penalti, setelah kedua klub imbang 0-0 hingga babak tambahan waktu. Pelita Jaya dalam tos-tosanunggul 4-2. Dua penendang Persiram, Ahmad Amiruddin dan Didi Paroy, gagal menjalankan tugasnya dengan baik.Sementara empat eksekutor Pelita Jaya sukses men-jaringkan bola ke gawang Persiram yang dijaga Joice Sorongan. Pelatih Persiram Raja Isa kecewa dengan hasil ini.Namun, kekalahan ini tidak terlalu menye-sakkan hatinya. Sebab, berada di empat besar Divisi Utama dan melaju ke babak play-off sudah menjadi kebanggaan bagi klub asal Papua ini.

”Tim ini dihuni pemain yang asli merupakan putra daerah. Dengan demikian, kalah dari klub yang diisi pemain profesional dan asing bukan kekecewaan besar bagi kami,”ujar pelatih asal Malaysia ini. Mantan pelatih Persipura Jayapura ini menambahkan, karena tugas utamanya di Persiram adalah pembinaan. Maka itu, hasil yang dicapai ini tetap dianggapnya sebagai sebuah kesuksesan.Menurut Isa, melangkah hingga babak playoff dengan pemain minim pengalaman jelas bukan sesuatu yang mudah.

’’Dengan hasil ini, saya ingin membuktikan bahwa banyak sekali talenta pesepak bola yang po-tensial di kawasan timur Indonesia.Jangan PSSI melambungkan wacana naturalisasi saja.Tapi,yang penting adalah pembinaan.Sebab,ba-nyak pemain berbakat di sana yang harus lebih diperhatikan,”ujarnya. Dari Pelita Jaya,Pelatih Jajang Nurjaman mengaku anak asuhnya terlalu tegang dan terlihat takut meladeni permainan Persiram.Hal itu membuat permainan menjadi monoton dan tidak berkembang. ’’Saya tidak tahu kenapa anak-anak begitu tegang.Mereka main tidak seperti biasanya,”kata Jajang.

Bermain di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (SGSJ), Palembang, kedua tim bermain s-angat hati-hati.Tidak ada serangan berbahaya yang benar-benar mengancam gawang mereka.Bahkan, pada babak kedua,kedua tim mulai terlibat permainan kasar. Wasit Jumadi Effendi pun mengeluarkan empat kartu kuning, masingmasing dua kartu untuk pemain kedua tim. Waktu normal laga 90 menit tanpa gol pertandingan dilanjutkan ke babak tambahan.Waktu 2 x 15 menit pun berlalu tanpa terciptanya satu gol pun. Akhirnya, penentuan nasib kedua tim harus ditentukan lewat adu penalti.

Penendang pertama Pelita Jaya Riduan Barkowi sukses memperdayai Joice. Sayangnya, hal itu tidak diikuti algojo pertama Persiram. Amiruddin gagal menak-lukkan Made Wardana. Selanjutnya eksekutor Pelita Basri Ba-dussalam, Jajang Mulyana, dan Ardan Aras sukses menjebol gawang Persiram.Namun, dari tiga ek-sekutor Persiram berikutnya, hanya Titus Bonay dan Gideon yang sukses menjebol gawang Pelita. Sementara Didi Paroy karena bola tendangannya membentur mistar. (iwan setiawan)