Panasnya Persaingan Bertahan di Super League

PANASNYA persaingan merebut gelar juara edisi pertama ISL mulai menyusut. Sebab, gelar juara dipastikan akan menjadi milik Persipura Jayapura. Mutiara Hitam-julukan Persipura-begitu perkasa memuncaki klasemen dengan donasi 58 poin. Keperkasaan Persipura itu sepertinya sulit ditandingi lagi.


Memang, jumlah pertandingan mereka jauh lebih banyak dari para rivalnya. Persipura telah bertanding 26 kali. Namun, di separo perjalanan akhir kompetisi ini, Boaz Solossa tak dihantui kelelahan.

Sehingga, tenaga mereka masih maksimal untuk menambah pundi-pundi poin. Selain itu, Persipura juga masih memiliki empat partai kandang.

Bandingkan kondisi itu dengan Persija Jakarta yang menjadi pesaing utama. Dalam rentang 17 April hingga 5 Mei nanti, Persija harus bertarung selama enam kali. Rentetan pertandingan itu jelas menguras tenaga. Sebab, dalam waktu 19 hari, mereka harus bertarung enam kali.

"Ini realitas yang pahit buat kami. Peluang kami untuk menjadi juara sudah sangat tipis," kata Danurwindo, pelatih Persija.

Isyarat lempar handuk juga telah datang dari Sriwijaya FC Palembang dan Persib Bandung. Dua tim yang sebelumnya punya peluang merengkuh juara itu menyebut sudah sulit membendung laju Persipura. Sama halnya dengan Persija, keduanya juga dihadapkan dengan rentetan pertandingan yang melelahkan.

Nah, dengan situasi seperti itu, topik pembicaraan tentang persaingan merebut juara pun tak lagi hangat. Justru pertempuran tim-tim di papan bawah yang lebih memanas. Setidaknya ada enam tim yang kini saling sikut untuk melepaskan diri dari jerat degradasi.

Hingga pertengahan putaran kedua DISL 2008/2009, belum satupun dari mereka yang sudah dipastikan terlempar ke Divisi Utama musim depan. Semua masih berpeluang bertahan. Tim-tim yang bersaing itu antara lain PKT Bontang, Delta Putra Sidoarjo (Deltras), PSIS Semarang, dan Persita Tangerang. Selain itu juga ada PSMS Medan dan Persitara Jakarta Utara.

Tapi siapakah yang nanti bertahan? PKT, yang saat ini di posisi buncit, malah yang berpeluang besar bertahan. "Kami masih punya enam pertandingan kandang. Dengan hanya memaksimalkan enam pertandingan itu saja, kami optimis kami lolos dari jerat degradasi," ujar Fachry Husaini, pelatih PKT.

Jika mampu memenangkan enam pertandingan tersebut, maka PKT bakal meraup 18 poin. Ditambah dengan koleksi 18 poin mereka saat ini, maka di akhir kompetisi Laskar Bukit Tursina-julukan PKT-mengantongi 36 poin. Dengan jumlah poin itu, perolehan PKT akan lebih baik dari lima pesaingnya.

Dengan Persitara misalnya. Di akhir kompetisi, tim pesisir utara Jakarta itu diprediksi hanya mendapatkan 29 poin. Persitara sendiri saat ini baru mengemas 22 poin. Tapi, mereka diperkirakan mampu menambah tujuh poin. Hasil dari dua kemenangan di dua partai kandang dan satu poin ketika away.

Di bawah Persitara ada PSIS. Mahesa Jenar-julukan PSIS-diramalkan hanya mengepak 28 poin. "Dari kalkulasi kami, diakhir kompetisi kami akan mendapat 37 poin. Ingat, kami masih punya enam pertandingan kandang," sebut Setyo Agung Nugroho, manajer teknik PSIS.

Namun, dari enam pertandingan kandang itu, empat di antaranya akan dijalani PSIS dalam agenda sentralisasi di Jawa Timur. Itu jelas memperkecil peluang mereka mendapatkan poin maksimal. Apalagi, lawan yang mereka hadapi, kualitasnya lebih baik. Seperti Persija, Persijap Jepara, Persib, dan Persela Lamongan.

Kendati begitu, posisi PSIS masih lebih baik dibanding Deltras, PSMS, dan Persita. Tiga tim tersebutlah yang diprediksi bakal terdegradasi.

Deltras contohnya. Mereka diprediksi bakal tidak lebih dari milik PSIS. Apalagi, Deltras akan menjalani enam kali pertandingan away.

"Posisi kami memang sangat sulit. Dengan adanya sentralisasi, maka kami akan menjalani delapan kali away berturut-turut. Itu hal yang menyulitkan bagi kami untuk menambah poin," aku Muhammad Zein Alhadad, pelatih Deltras.

Persita dan PSMS juga tidak kalah buruknya. Selama ini, keduanya tercatat sebagai tim musafir yang harus bertanding jauh dari pendukung fanatiknya.

Bahkan, PSMS lebih sulit lagi. Mereka bakal dihadang agenda yang sangat padat. PSMS harus bertarung di DISL, Copa Indonesia, dan AFC Cup. Jadwal antara tiga agenda itu saling berhimpitan. (miftakhul faham syah/diq)